Memahami Profil Diri Kita
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg5aSigr-XlI7xF3r_CxJPhDwfy4Jk6_LW8HoOJa0C2Nge39sIdu281FzyFOc7mD_oY5OJxMqrolgFhUrvGhzqEaXY34WjmU9NsRtbmDs9snffztZHp6wRXFuzUuXIFwZyVeAMI8vIZmPeA/s200/0-00000Motivation(andriewongso.com).jpg)
Contohnya tentang hasil sebuah skor atau
nilai ulangan pada seorang pelajar. Snata umum orang
menganggap bahwa pelajar yang mendapatkan skor atau nilai tertinggi adalah yang
berpikir cerdas dan pasti memperoleh kesuksesan. Namun
hal ini sebenarnya merupakan kesalahan umum dalam mengartikan berpikir
cerdas dan meraih kesuksesan. Bagaimana mungkin
berpikir cerdas dapat diasumsikan dengan hanya seseorang meraih skor yang tinggi. Coba kita lihat terlebih dahulu
bagaimana pelajar tersebut melakukan interaksi dalam dinamika perilakunya sehari-hari.
Seorang pelajar yang
dianggap cerdas adalah yang memiliki jam belajar yang tinggi. Bahkan separuh
waktunya dalam sehari diisi dengan belajar. Pertanyaan yang muncul apakah hal
ini efektif dan berdaya guna dalam kehidupan pelajar tersebut. Memang berguna
akan tetapi kehidupannya kan sedikit tidak normal. Mengapa dikatakan tidak
normal? Coba kita lihat, jika seorang pelajar tadi menghabiskan separuh
waktunya dalam sehari untuk belajar, maka kapan waktu bagi dirinya untuk
berinteraksi. Interaksi sosial inilah yang mampu menjadikan seseorang cerdas
bukan pandai atau pintar. Dengan interaksi sosial seseorang akan melatih
dirinya dalam mengelola hati, pikiran, ucapan, dan bahkan perilaku. Hal ini
dalam ilmu sosial sering disebut sebagi kecerdasan emosional.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmr3VN5jFsh6b3ufuKCcokdEtzfEU2goSZexuf1ju2m2erXR5YGG-f3a9fsyhdAQX-AB1qSxSSJwYotC5nxpAI1hJemOYkGfDDFnLNBBkM3Z19MWIorh2h2zKdbHDLuruymYw5ll-NBr0t/s320/tips_percaya_diri41(percayadiri.com).jpg)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar